TUGAS DAN KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

Setiap kali datang tahun ajaran baru, para orang tua biasanya disibukkan oleh sang buah hati, anak-anak mereka. Mengapa demikian? Karena sebagian anak-anak mereka ingin melanjutkan study ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dari TK/RA ke SD/SDI, Dari SD/SDI ke SMP/MTS, dari SMP/MTs ke SMA/MA dan dari SMA/MA ke Perguruan Tinggi. Begitulah kegiatan rutin para orang tua yang biasa dilakukan menjelang tahun ajaran baru.
Agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas, para orang tua terkadang memilih sekolah-sekolah favorite, meskipun dengan biaya tinggi. Dalam hal ini, sebagai orang tua harus cermat dan cardas. Sebab, sekolah yang baik dan mendapat predikat favorite belum tentu baik dan cocok buat anak-anak mereka. Para orang tua juga harus jujur dan sportif dalam menilai anak-anak mereka. Janganlah kita memaksakan anak-anak untuk belajar di sekolah-sekolah favorite, sementara kemampuan intelektualitas anak kita biasa-biasa saja. Pilihlah sekolah yang tepat dan janganlah sekali-kali mengorbankan anak-anak demi gengsi dan ambisi kita.
Sebagai orang tua, tentu menginginkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik, layak   dan berkualitas. Namun demikian, terkadang  mereka kurang  menyadari bahwa proses dan interaksi pendidikan bukan hanya terjadi  di lingkungan sekolah saja, akan tetapi juga terjadi di lingkungan rumah tangga (pendidikan informal), lingkungan masyarakat (pendidikan non formal) dan lingkungan Pendidikan formal (sekolah). Apalah artinya, orang tua mengirimkan anak-anaknya ke sekolah favorit, Sekolah Berstandar Internasional (SBI) akan tetapi kondisi rumah tangganya berantakan, anak-anak tidak terurus dengan baik. Sementara itu, lingkungan masyarakat tidak kondusif dan kurang mendukung terhadap perkembangan intelektulitas, afektif dan psikomotorik anak-anak  mereka.

Jika kita kembali merujuk kepada leteratur agama Islam, maka sesungguhnya setiap orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap masa depan anak-anak mereka. Diantara tugas dan tannggung jawab tersebut adalah :

1.  Memberi Nama Anak Yang Baik.
Seorang pujangngga inggris bernama William Shakespeare boleh saja berkata : “Apalah arti sebuah nama.” Namun dalam ajaran Islam, nama memiliki arti yang sangat penting. Sebab, Pertama, memberi nama yang baik atau jelek bisa mempengaruhi dan berdampak terhadap psikologi anak. Kedua, nama yang baik seperti, Ahmad, Muhammad, Mahmud, Abdurrahman, Abdurrahim dst merupakan do’a dari kedua orang tua mereka. Ketiga, memberi nama yang baik untuk anak-anaknya  merupakan perintah atau anjuran Nabi Muhammad saw. Hal ini didasarkan pada hadist yang mengatakan :

1 

“Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama ayah kalian. Oleh sebab itu, perindahlah nama-nama kalian.” (HR.Abu Dawud dari Abu Darda’).

2.  Memberi Nafkah Yang Baik Dan Wajar.
Tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya selain memberi nama yang baik juga memberi nafkah yang baik dan wajar . Nafkah yang baik artinya nafkah yang dihasilkan dari cara yang baik dan halal menurut syariah agama, bukan dengan cara yang bathil seperti merampok, mencuri, korupsi, kolusi dsb. Sedangkan  Wajar  artinya tidak terlalu berlebihan yang dapat menye-babkan anak menjadi manja  dan orang tua melakukan tindak kemaksiatan  dan juga tidak terlalu minim sehingga kekurangan gizi. Allah swt mengingatkan para orang tua berkaitan dengan pemberian nafkah terhadap anak-anaknya dengan firmanNya :
al baqarah 233 

“Dan kewajiban (orang tua) ayah memberi makan dan pakaian kepada anak dan ibu-ibunya dengan cara yang makruf (baik dan wajar). (QS Al-Baqarah : 233).
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Aisyah, Istri Nabi mengatakan :“Seorang wanita bernama Hindun binti Utbah berkata :”Ya, Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang lelaki yang pelit. Ia tidak memberiku dan anak-anakku kecuali apa yang aku ambil darinya dan ia tidak mengetahui. Lalu Nabi saw menjawab :”Ambillah secukupnya untukmu dan anak-anakmu dengan cara yang baik dan wajar (makruf).”(HR Bukhari dan Muslim dari Aisyah).

3.  Mendidik Anak Dalam Masalah Aqidah,  Ilmu dan Akhlak.
Tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya tidak cukup hanya memberi nama yang baik dan nafkah saja, akan tetapi masih  ada  tugas  dan  kewajiban  lain  yang  sangat penting demi keselamatan dan kesejahteraan kehidupan mereka di masa yang akan datang, yaitu mendidik anak dalam masalah Aqidah, Ilmu dan Akhlak.
Dalam Al-Qur’an Al-Karim Allah swt memberikan tamsil bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak-anaknya dalam masalah Aqidah, Ilmu dan Akhlak.
a.  Masalah Aqidah.
Allah swt berfirman :
luqan 13  

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang besar.”  (QS Luqman :13)
b.  Masalah Ilmu.
luqan 17 

Allah swt berfirman : “Hai  anakku  dirikanlah  shalat  dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS Luqman : 17).

c.   Masalah Akhlak.
luqan 18-19 

Allah swt berfirman :  “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnyka Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalalm berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman : 18-19).

4.  Berlaku Adil Terhadap Anak.
Sudahkah anda berbuat adil terhadap anak-anak anda? Kalau sudah,  itu sangat baik. Akan tetapi kalau belum, berhati-hatilah. Karena  Islam  mewajibkan  setiap  umatnya    untuk berbuat adil, termasuk orang tua berbuat adil terhadap anak-anaknya. Masyarakat kafir Qurasy Jahiliyyah, sebelum datangnya Islam memang sangat terkenal tidak adil dalam memperlakukan  anak-anaknya. Ketika anaknya yang baru lahir seorang bayi  laki, mereka menyambutnya dengan suka cita. Akan tetapi, jika yang baru lahir seorang bayi perempuan, mereka berduka cita, hitam (merah padam) mukanya dan dia sangat marah. (QS An-Nahl : 58-59).

Dalam sebuah riwayat hadits, suatu ketika datang seorang sahabat Nabi saw lalu duduk disamping beliau. Ketika anak lakinya datang ia mempersilakannya untuk duduk di atas paha sebelah kanan. Namun, ketika anak perempuannya datang ia menyuruhnya untuk duduk di atas lantai. Lalu Nabi menegur :
2 

” Apakah anda memperlakukan anak-anakmu seperti ini?.” Lalu Nabi berkata :”Berbuat adillah kalian kepada anakmu dalam pemberian sebagaimana kamu sekalian menyukai anak-anakmu berbuat adil terhadap dirimu dalam berbuat kebaikan.” (HR Muslim). Dalam riwayat lain Nabi saw mengatakan : “Sama ratakanlah (Berbuat adillah) dalam pemberian terhadap anak-anakmu. Sekiranya aku disuruh untuk memberikan keistimewaan (terhadap anak-anakku) tentu akan mengistimewakan terhadap anak-anakku yang perempuan.” (HR Tabrani).

5.  Menghormati  Anak.
Ada orang bijak berkata  :” Jika anda ingin dihormati orang, maka hormatilah orang lain.” Pepatah yang sangat adil dan bijak ini sesungguhnya telah memberikan pelajaran kepada kita semua. Bahwa setiap orang tidak boleh memiliki sifat egoisme yang berlebihan. Ia mau dihormati, tapi tidak mau menghormati orang lain. Ia mau dihargai, tapi tidak mau menghargai orang lain. Ia mau dimulyakan, tapi tidak mau memulyakan orang lain.
Dalam ajaran Islam, saling menghormati dan saling menghagai sesama merupakan tindakan terpuji dan akhlak yang baik. Bahkan orang tua menghormati anak-anaknya juga merupakan  anjuran  dan perintah.  Hal  ini didasarkan kepada hadits Nabi Muhammad saw yang mengatakan : 
3 

“Hormatilah anak-anakmu dan perbaikilah akhlak mereka.” (HR Ibnu Majah).
Jadi dalam Islam, orang tua menghormati anak-anaknya merupakan bagian dari pelajaran yang harus diberikan orang tua kepada anak-anaknya.

6.  Mewasiatkan  Anak  Sebagai  Seorang    Muslim.
Tugas dan kewajiban orang tua yang juga sangat penting adalah memberikan wasiat kepada anak-anaknya agar mereka senantiasa menjadi seorang muslim. Muslim artinya orang yang berserah diri kepada Allah swt. Orang muslim adalah orang yang senantiasa taat dan patuh dalam menjalankan semua perintah-perintah Allah swt dan menjauhi seluruh larangan-laranganNya.  Allah swt memberikan tamsil di dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
albaqarah 133 

Artinya :”Apakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalkku?” Mereka menjawab : “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya.” (QS Al-Baqarah : 133).

Sumber : http://buletinmi.com/tugas-dan-kewajiban-orang-tua-terhadap-anak-edisi-24/
Share this article :
Tag : KAJIAN
1 Komentar untuk "TUGAS DAN KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK"

How to win at slots - DRMCD
You can 고양 출장마사지 bet on all slot 경산 출장안마 machines as well as online roulette and blackjack 경주 출장샵 online. You can 제주 출장안마 win by getting the bonus codes, 충청북도 출장마사지 free spins,

Back To Top